MAKALAH
“Pendidikan Bahasa Arab”
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah SIBA
Dosen
Pengampu Bp. Ahmad
Dhomiri, S.Pd.i
![]() |
Oleh :
1.
Fatchur
Rohman (111-11-1070)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKA
AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-nya kepada
kita semua, sehingga tugas makalah ini
dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat pada waktunya. Kami sadar akan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Ucapan terima kasih kami berikan
kepada bapak dosen Ahmad Dhomiri, S.Pd.i selaku dosen pengampu
mata kuliah SIBA
telah memberikan ilmu serta arahan pada tugas makalah ini. Dan tanpa bimbingan
beliau mungkin tugas ini tidak akan terselesaikan dengan tepat.
Selanjutnya
ucapan terimakasih kami berikan kepada kedua orang tua, yang tidak
henti-hentinya membrikan do’anya serta suportnya sehingga membuat motivasi tersendiri bagi
penulis
Tentunya masih banyak kesalahan
pada tugas makalah ini yang mungkin kami tidak sadari, oleh karena itu kritik
dan saran bagi pembaca sangat kami harapkan guna perbaikan tugas makalah-
makalah selanjutnya.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Bahasa arab adalah bahasa Al
Quran dan Al Hadis. Umat Islam tidak dapat menggali, memahami dan mempelajari
ajaran agam islam yang terdapat pada Al Quran dan Al Hadis tanpa memiliki
kemampuan dan memahami bahasa arab dengan baik. Dalam upaya mengembangkan
wawasan bahasa arab amat diperlukan kajian mengenai kebahasaan.
Ilmu nahwu merupakan ilmu
yang digunakan untuk mempelajari kaidah-kaidah yang ada dalam bahasa Arab.
Dalam ilmu nahwu ini pula kita dapat mempelajari mengenai istilah inna wa ahwatuha, kanna wa ahwatuha ,
idhofah, asma’ul khomsah dan ma’rifat nakiroh oleh sebab itu penulis
berusaha menjelaskan sedikit tentang pengertian dan penjelasan mengenai
istilah-istilah inna wa ahwatuha, kanna
wa ahwatuha , idhofah, asma’ul khomsah dan ma’rifat nakiroh.
1. Apa pengertian inna
wa ahwatuha, kanna wa ahwatuha, idhofah, asma’ul khomsah, dan mma’rifat dan
nakiroh.?
2. Apa fungsi inna wa ahwatuha, kanna wa ahwatuha,
idhofah, asma’ul khomsah, dan mma’rifat dan nakiroh?
3. Bagaimana bagaimana hukum inna wa ahwatuha, kanna wa ahwatuha, idhofah, asma’ul khomsah, dan
mma’rifat dan nakiroh?
C. Tujuan
Masalah
1. Untuk mengetahui apa pengertian inna wa ahwatuha, kanna wa ahwatuha, idhofah, asma’ul khomsah, dan
mma’rifat dan nakiroh.
2. Untuk mengetahui bagaimana fungsi inna wa ahwatuha, kanna wa ahwatuha, idhofah, asma’ul khomsah, dan
mma’rifat dan nakiroh.
3.
Untuk mengetahui
bagaimana hukum inna wa ahwatuha, kanna
wa ahwatuha, idhofah, asma’ul khomsah, dan mma’rifat dan nakiroh.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penjabaran Kanna
Wa Ahwatuha
Kanna wa ahwatuha adalah sekelompok harf ( kata
depan) yang mendahului isim. Seperti halnya inna waahwatuha kanna juga dapat
mempengaruhi susunan mubtadak dan khobar
Adapun fungsi inna
wa ahwatuha yaitu
“………………………………………………………………………………….”
Yang artinya me-rofa’-kan
isim inna dan me-nasob-kan khobar-nya
inna.
Adapu n kanna wa
ahwatuha jumlalahnya ada 13:
1.
Kanna ( ) contohnya…
2.
Amsaa ( ) contohnya…
3.
Ashbaha ( ) contohnya…
4.
Adhaa ( ) contohnya…
5.
Dholla ( ) contohnya…
6.
Baa ta ( ) contohnya…
7.
Shoo ra ( ) contohnya…
8.
Laisa ( ) contohnya…
9.
Maa zaa la
( ) contohnya…
10. Ma’angfakka ( )
contohnya…
11. Maa bariha ( ) contohnya…
12. Maa fati’a ( ) contohnya…
13. Maa daama ( ) contohnya…
Pembagian kaana wa khawat-nya menurut artinya dan
funsinya:
1.
Khawatnya kaana
yang mempunyai makna littaukid ( ) atau menunjukan waktu, yang
termasuk kategori ini yaitu :
a. Ashbaha (
)
b. Adhaaa (
)
c. Dholla ( )
d. Baa ta ( )
e.
Amsaa ( )
2.
Khawatnya kaana
yang mempunyai makna littahawulli ( ) atau menunjukan menjadi, yang termasuk kategori ini yaitu
lafad shoo ro ( ).
Contohnya :
…………………
3.
Khawatnya kaana
yang mempunyai makna linnafyii (
) atau menunjukan makana
tidak, yang termasuk kategori ini yaitu
lafad laisa
( ).
Contohnya :
…………………
4.
Khawatnya kaana
yang mempunyai makna liistimrori ( ) atau menunjukan terus menerus,
yang termasuk kategori ini yaitu :
a. Maazaala ( )
b. Maabarikha ( )
c. Maa ingakka
( )
d. Maa
fati’aa ( )
B.
Pengertian Inna
Wa Ahwatuha
Inna wa
ahwatuha adalah sekelompok harf ( kata depan) yang mendahului isim.
Jika suatu jumlah ismiah ( susunan mubtada’
dan khobar ) didahului inna wa
ahwatuha maka akan menjadi mubtada’
menjadi manshub dan khobar tetap menjadi marfu’. Contohnya …….
Adapun fungsi inna
wa ahwatuha yaitu
“………………………………………………………………………………….”
Yang artinya me-nasob-kan
isim inna dan me-rofa’-kan khobar-nya
inna.
Inna wa
ahwatuha jumlahnya ada 6 yaitu
1. Inna ( )
2. Anna ( )
3. Kaanna (
)
4. Lakinna
( )
5. Laita ( )
6. La’alla (
)
Pembagian inna
wa ahwatuha menurut arti dan fungsinya :
1.
Khawatnya inna
yang menunjukan makna taukid (mengukuhkan)
a.
Inna
( )
Artinya :
sesungguhnya
Fungsinya :
untuk penegasan huruf atau mengokohkan pembicaraan.
b.
Anna
( )
Artinya :
bahwa
Fungsinya :
untuk penegasan huruf atau mengokohkan pembicaraan.
2.
Khawatnya inna
yang menunjukan makna tasyibih (menyerupakan)
Lafad
kaanna ( )
artinya : seakan-akan,
fungsinya : penyerumpamaan.
3.
Khawatnya inna
yang menunjukan makna istidrak
(susulan)
Lafad lakinna
( )
artinya : akan tetapi
fungsinya : menyangkal.
4.
Khawatnya inna
yang menunjukan makna tamanni (mengharapkan sesuatu yang mustahil terjadi).
Lafad laita ( )
Artinya : seandainya
Fungsinya : berangan-angan
5.
Khawatnya inna
yang menunjukan makna taraji dan tawaqqu’
(mengharapkan sesuatu yang baik, yang mungkin berhasil).
Lafad la’alla ( )
Artinya : agar
Fungsinya : pengharapan
C. Pengertian Idhofah
Idhofah adalah penyandaran satu kata dengan kata yang lain, Contoh
: lafad Rosuulullahi ( ).
Rosuulullahi
tersusun dari dua lafad yaitu Rosuul dan lafad Allahi,
lafad Rosuul merupakan mudhof sedangkan lafad Allahi merupakan mudhof ilaih. Dan idhofah
itu sendiri terdiri dari dua bentuk yaitu mudhof
dan mudhof ilaih. Seperti halnya
lafad Rosuul ( ) merupakan bentuk mudhof dan tidak boleh ditanwin walaupun tidak menggunakan alif
dan lam, sedangkan lafad allahi (
) merupakan bentuk dari mudhof
ilaih yang mana mudhof ilaih tersebut harus dibaca jar (menggunakan kasroh) walaupun tanpa huruf jar.
D.
Pengertian Asma’ul
Khomsah
Pengertian asma’ul
khomsah adalah isim yang
jumlahnya ada lima, yang mempunyai cirri-ciri khusus. Adapun asma’ul khomsah terdiri dari lafad,
1. Abun (
)
2. Akhun (
)
3. Hamun (
)
4. Fuu ( )
5.
Dzuu (
)
Asma’ul
khomsah apabila di-rofa’-kan dengan menggunakan huruf wawu (
), jika di-nasob-kan dengan
menggunakan dengan huruf alif ( ), dan jika dijarkan dengan menggunakan huruf
yaa ( ).
1.
Contoh asma’ul khomsah yang di-rofa’-kan dengan wawu ( ) yaitu:
a.
Abun ( ) apabila dirofa’kan menjadi : abuuka ( )
Yang artinya
ayahmu
b.
Akhun
( ) apabila dirofa’kan menjadi : akhuuka( )
Yang artinya
saudaramu
c.
Hamun
( )apabila dirofa’kan menjadi : hamuuka ( )
Artinya pamanmu
d.
Fuu
( )apabila dirofa’kan menjadi : fuuka ( )
Yang artinya
mulutmu
e.
Dhuu
( )apabila dirofa’kan menjadi : dhuumalin ( )
Yang artinya
yang mempunyai harta.
2.
Contoh asma’ul khomsah yang dinasobkan dengan alif ( )
yaitu:
a.
Abun ( ) apabila dinasobkan menjadi : abaaka ( )
Yang artinya
ayahmu
b.
Akhun
( ) apabila dinasobkan menjadi: akhaaka( )
Yang artinya
saudaramu
c.
Hamun
apabila dinasobkan menjadi: hamaaka
( )
Artinya pamanmu
d.
Fuu ( ) apabila dinasobkan menjadi: faaka ( )
Yang artinya
mulutmu
e.
Dhuu
( ) apabila dinasobkan menjadi: dhaamalin ( )
Yang artinya
yang mempunyai harta.
3.
Contoh asma’ul khomsah yang dijarkan dengan yaa
( )
yaitu:
a.
Abun ( ) apabila dijarkan menjadi : abiika ( )
Yang artinya
ayahmu
b.
Akhun ( ) apabila dijarkan menjadi: akhiika( )
Yang artinya
saudaramu
c.
Hamun ( )apabila dijarkan menjadi hamiika ( )
Artinya pamanmu
d.
Fuu ( ) apabila dijarkan menjadi: fiika ( )
Yang artinya
mulutmu
e.
Dhuu ( ) apabila dijarkan menjadi: dhiimalin ( )
Yang artinya
yang mempunyai harta.
E. Pengertian Isim Ma’rifat Dan Isim Nakiroh
Pengertian isim
nakiroh adalah kalimah
isim yang menunjukan sesuatu secara kesatuan yang tidak ditentukan. Contoh
: ……….
Ada dua jenis isim
nakiroh
1.
Kalimah isim dapat dipasangi AL dan membekaskan ma’rifah atau menjadikanya tertentu
Contoh :
………… …maka membekaskan ma’rifah menjadi …………..
2.
Kalimah isim menduduki kedududkan isim yang dapat dipasangi Al, seperti lafad dhuu ( ) sinonim dengan
lafad shokhibun ( )
Contoh ……..
Pengertian isim ma’rifat kalimah isim yang menunjukan pada sesuatu secara kesatuan yang
tertentu.contoh : ……..
Ma’rifat dibagi menjadi 5 yaitu :
1.
Isim dhomir
seperti : ….. ….= aku ………..= kamu
2.
Isim alam
( nama )seperti ……….(nama orang)
3.
Isim mubham (samar)
seperti……..= ini, ………..= ini,
4.
Isim yang dimasuki alif lam seperti ………..
5.
Lafad –lafad
yang dilafakan kepada salah satu dari ke-empat macam ini (isim dhomir, isim alam, isim mubham, dan lafad yang dimasuki alif lam)
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar.
1995.Ilmu nahwu terjemahan matan
Al-Ajurumiyyah dan ‘Imrithy.Bandung:sinar baru algensindo.
Sunarto.2012.Ilmu Nahwu tingkat dasar.Surabaya:Al-Miftah.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar