Senin, 11 Mei 2015

MAKALAH “Pendidikan Bahasa Arab” ( kanna wa ahwatuha, inna wa ahwatuha)



MAKALAH
Pendidikan Bahasa Arab

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah SIBA
Dosen Pengampu Bp. Ahmad Dhomiri, S.Pd.i



logo stain.png
 







Oleh    :
1.      Fatchur Rohman               (111-11-1070)



FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKA AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-nya kepada kita semua, sehingga tugas makalah   ini dapat terselesaikan  dengan lancar dan tepat pada waktunya. Kami sadar akan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Ucapan terima kasih kami berikan kepada bapak dosen Ahmad Dhomiri, S.Pd.i selaku dosen pengampu mata kuliah SIBA telah memberikan ilmu serta arahan pada tugas makalah ini. Dan tanpa bimbingan beliau mungkin tugas ini tidak akan terselesaikan dengan tepat.
Selanjutnya ucapan terimakasih kami berikan kepada kedua orang tua, yang tidak henti-hentinya membrikan do’anya serta suportnya  sehingga membuat motivasi tersendiri bagi penulis
Tentunya masih banyak kesalahan pada tugas makalah ini yang mungkin kami tidak sadari, oleh karena itu kritik dan saran bagi pembaca sangat kami harapkan guna perbaikan tugas makalah- makalah selanjutnya.








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Bahasa arab adalah bahasa Al Quran dan Al Hadis. Umat Islam tidak dapat menggali, memahami dan mempelajari ajaran agam islam yang terdapat pada Al Quran dan Al Hadis tanpa memiliki kemampuan dan memahami bahasa arab dengan baik. Dalam upaya mengembangkan wawasan bahasa arab amat diperlukan kajian mengenai kebahasaan.
Ilmu nahwu merupakan ilmu yang digunakan untuk mempelajari kaidah-kaidah yang ada dalam bahasa Arab. Dalam ilmu nahwu ini pula kita dapat mempelajari mengenai istilah inna wa ahwatuha, kanna wa ahwatuha , idhofah, asma’ul khomsah dan ma’rifat nakiroh oleh sebab itu penulis berusaha menjelaskan sedikit tentang pengertian dan penjelasan mengenai istilah-istilah inna wa ahwatuha, kanna wa ahwatuha , idhofah, asma’ul khomsah dan ma’rifat nakiroh.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian inna wa ahwatuha, kanna wa ahwatuha, idhofah, asma’ul khomsah, dan mma’rifat dan nakiroh.?
2.      Apa  fungsi inna wa ahwatuha, kanna wa ahwatuha, idhofah, asma’ul khomsah, dan mma’rifat dan nakiroh?
3.      Bagaimana bagaimana hukum inna wa ahwatuha, kanna wa ahwatuha, idhofah, asma’ul khomsah, dan mma’rifat dan nakiroh?

C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui apa pengertian inna wa ahwatuha, kanna wa ahwatuha, idhofah, asma’ul khomsah, dan mma’rifat dan nakiroh.
2.      Untuk mengetahui bagaimana fungsi inna wa ahwatuha, kanna wa ahwatuha, idhofah, asma’ul khomsah, dan mma’rifat dan nakiroh.
3.      Untuk mengetahui bagaimana hukum inna wa ahwatuha, kanna wa ahwatuha, idhofah, asma’ul khomsah, dan mma’rifat dan nakiroh.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Penjabaran Kanna Wa Ahwatuha
Kanna  wa ahwatuha adalah sekelompok harf ( kata depan) yang mendahului isim. Seperti halnya inna waahwatuha kanna juga dapat mempengaruhi susunan mubtadak dan khobar

Adapun fungsi inna wa ahwatuha yaitu

“………………………………………………………………………………….”

Yang artinya me-rofa’-kan isim inna dan me-nasob-kan khobar-nya inna.


Adapu n kanna wa ahwatuha jumlalahnya ada 13:

1.      Kanna      (               ) contohnya…
2.      Amsaa     (               ) contohnya…
3.      Ashbaha    (              ) contohnya…
4.      Adhaa      (             ) contohnya…
5.      Dholla     (             ) contohnya…
6.      Baa ta      (             ) contohnya…
7.      Shoo ra    (             ) contohnya…
8.      Laisa          (             ) contohnya…
9.      Maa zaa la (             ) contohnya…
10.  Ma’angfakka (             ) contohnya…
11.  Maa bariha    (              ) contohnya…
12.  Maa fati’a      (             ) contohnya…
13.  Maa daama    (              ) contohnya…
Pembagian  kaana wa khawat-nya menurut artinya dan funsinya:
1.      Khawatnya kaana yang mempunyai makna littaukid  (               ) atau menunjukan waktu, yang termasuk kategori ini yaitu :
a.      Ashbaha  (            )
b.      Adhaaa     (           )
c.       Dholla      (           )
d.      Baa ta       (           )
e.       Amsaa      (           )


2.      Khawatnya kaana yang mempunyai makna littahawulli  (               ) atau menunjukan menjadi,  yang termasuk kategori ini yaitu
lafad shoo ro (          ).

Contohnya : …………………

3.      Khawatnya kaana yang mempunyai makna linnafyii  (               ) atau menunjukan  makana tidak,  yang termasuk kategori ini yaitu
lafad laisa  (          ).

Contohnya : …………………

4.      Khawatnya kaana yang mempunyai makna liistimrori  (               ) atau menunjukan terus menerus, yang termasuk kategori ini yaitu :

a.      Maazaala      (                   )
b.      Maabarikha  (                    ) 
c.       Maa ingakka (                   )
d.      Maa fati’aa    (                   )

B.     Pengertian Inna Wa Ahwatuha

Inna wa ahwatuha adalah sekelompok harf ( kata depan) yang mendahului isim. Jika suatu jumlah ismiah ( susunan mubtada’  dan khobar ) didahului inna wa ahwatuha maka akan menjadi mubtada’ menjadi manshub dan khobar tetap menjadi marfu’. Contohnya …….

Adapun fungsi inna wa ahwatuha yaitu

“………………………………………………………………………………….”

Yang artinya me-nasob-kan isim inna dan me-rofa’-kan khobar-nya inna.
Inna wa ahwatuha jumlahnya ada 6 yaitu
1.      Inna       (             )
2.      Anna      (            )
3.      Kaanna  (             )
4.      Lakinna (             )
5.      Laita      (             )
6.      La’alla   (             )
Pembagian inna wa ahwatuha menurut arti dan fungsinya :
1.      Khawatnya inna yang menunjukan makna taukid (mengukuhkan)

a.       Inna (         )
Artinya      :  sesungguhnya
Fungsinya : untuk penegasan huruf atau mengokohkan pembicaraan.

b.      Anna (        )
Artinya      :  bahwa
Fungsinya : untuk penegasan huruf atau mengokohkan pembicaraan.

2.      Khawatnya inna yang menunjukan makna tasyibih  (menyerupakan)
Lafad kaanna  (        )
artinya        : seakan-akan,
fungsinya    : penyerumpamaan.

3.      Khawatnya inna yang menunjukan makna istidrak (susulan)
Lafad lakinna  (           )
artinya        : akan tetapi
fungsinya   : menyangkal.

4.      Khawatnya inna yang menunjukan makna tamanni  (mengharapkan sesuatu yang mustahil terjadi).
Lafad laita  (                 )
Artinya        : seandainya
Fungsinya    : berangan-angan

5.      Khawatnya inna yang menunjukan makna taraji dan tawaqqu’  (mengharapkan sesuatu yang baik, yang mungkin berhasil).
Lafad la’alla   (                 )
Artinya        : agar
Fungsinya    : pengharapan






C.    Pengertian Idhofah

Idhofah adalah penyandaran satu kata dengan kata yang lain, Contoh : lafad Rosuulullahi (                         ).
Rosuulullahi tersusun dari dua lafad yaitu Rosuul dan lafad Allahi, lafad Rosuul merupakan mudhof sedangkan lafad Allahi merupakan mudhof ilaih. Dan idhofah itu sendiri terdiri dari dua bentuk yaitu mudhof dan mudhof ilaih. Seperti halnya lafad Rosuul (           ) merupakan bentuk mudhof dan tidak boleh ditanwin walaupun tidak menggunakan alif dan lam, sedangkan lafad allahi (          ) merupakan bentuk dari mudhof ilaih yang mana mudhof ilaih tersebut harus dibaca jar (menggunakan kasroh) walaupun tanpa huruf jar.

D.    Pengertian Asma’ul Khomsah

Pengertian asma’ul khomsah adalah isim yang jumlahnya ada lima, yang mempunyai cirri-ciri khusus. Adapun asma’ul khomsah terdiri dari lafad,

1.      Abun      (         )
2.      Akhun    (         )
3.      Hamun   (         )
4.      Fuu        (         )
5.      Dzuu      (         )
Asma’ul khomsah apabila di-rofa’-kan dengan menggunakan huruf wawu (   ), jika di-nasob-kan dengan menggunakan dengan huruf alif (   ), dan jika dijarkan dengan menggunakan huruf yaa (     ).
1.      Contoh asma’ul khomsah yang di-rofa’-kan dengan wawu (    ) yaitu:

a.       Abun (    ) apabila dirofa’kan menjadi : abuuka (          )
Yang artinya ayahmu
b.      Akhun (    ) apabila dirofa’kan menjadi : akhuuka(          )
Yang artinya saudaramu
c.       Hamun (     )apabila dirofa’kan menjadi : hamuuka (          )
Artinya pamanmu
d.      Fuu (      )apabila dirofa’kan menjadi : fuuka (          )
Yang artinya mulutmu
e.       Dhuu (       )apabila dirofa’kan menjadi : dhuumalin (          )
Yang artinya yang mempunyai harta.


2.      Contoh asma’ul khomsah yang dinasobkan dengan alif  (     ) yaitu:

a.       Abun (    ) apabila dinasobkan menjadi : abaaka (          )
Yang artinya ayahmu
b.      Akhun (    ) apabila dinasobkan menjadi: akhaaka(          )
Yang artinya saudaramu
c.       Hamun apabila dinasobkan menjadi: hamaaka (          )
Artinya pamanmu
d.      Fuu (      ) apabila dinasobkan menjadi: faaka (          )
Yang artinya mulutmu
e.       Dhuu (       ) apabila dinasobkan menjadi: dhaamalin (          )
Yang artinya yang mempunyai harta.

3.      Contoh asma’ul khomsah yang dijarkan dengan yaa  (     ) yaitu:

a.       Abun (     ) apabila dijarkan menjadi : abiika (          )
Yang artinya ayahmu
b.      Akhun (     ) apabila dijarkan menjadi: akhiika(          )
Yang artinya saudaramu
c.       Hamun (      )apabila dijarkan menjadi hamiika (          )
Artinya pamanmu
d.      Fuu (      ) apabila dijarkan menjadi: fiika (          )
Yang artinya mulutmu
e.       Dhuu (       ) apabila dijarkan menjadi: dhiimalin (          )
Yang artinya yang mempunyai harta.

E.     Pengertian Isim Ma’rifat Dan Isim Nakiroh

Pengertian isim nakiroh  adalah kalimah isim yang menunjukan sesuatu secara kesatuan yang tidak ditentukan. Contoh :   ……….


Ada dua jenis isim nakiroh

1.      Kalimah isim dapat dipasangi AL dan membekaskan ma’rifah atau menjadikanya tertentu

Contoh : …………   …maka membekaskan ma’rifah menjadi …………..


2.      Kalimah isim menduduki kedududkan isim yang dapat dipasangi Al, seperti lafad dhuu (    ) sinonim dengan lafad shokhibun (         )

Contoh ……..
        Pengertian isim ma’rifat kalimah isim yang menunjukan pada sesuatu secara kesatuan yang tertentu.contoh : ……..
Ma’rifat dibagi menjadi 5 yaitu :

1.      Isim dhomir seperti : ….. ….= aku      ………..= kamu
2.      Isim alam  ( nama )seperti ……….(nama orang)
3.      Isim mubham (samar) seperti……..= ini, ………..= ini,
4.      Isim yang dimasuki alif lam seperti ………..
5.      Lafad –lafad yang dilafakan kepada salah satu dari ke-empat macam ini (isim dhomir, isim alam, isim mubham, dan lafad yang dimasuki alif lam)

















DAFTAR PUSTAKA
Anwar. 1995.Ilmu nahwu terjemahan matan Al-Ajurumiyyah dan ‘Imrithy.Bandung:sinar baru algensindo.
Sunarto.2012.Ilmu Nahwu tingkat dasar.Surabaya:Al-Miftah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar